Jumat, 17 April 2009

Tanda-tanda kecil sebelum Hari Kiamat
Diutusnya Muhammad sebagai penutup para nabi dan rasul
Segala urusan dipegang oleh yang bukan ahlinya (Disia-siakannya amanat)
Orang yang dahulu miskin berlomba-lomba menjadi orang berharta dan terpengaruhi (materialistik)
Sungai Efrat berubah menjadi emas
Baitul Maqdis dikuasai umat Islam
Banyak terjadi pembunuhan
Munculnya kaum Khawarij
Banyak polisi dan pembela kezhaliman
Perang antara Yahudi dan Umat Islam
Dominannya fitnah
Sedikitnya ilmu agama karena ilmu tersebut telah diangkat
Merebaknya perzinahan
Banyaknya kaum wanita dibandingkan pria
Bermewah-mewah dalam membangun masjid
Menyebarnya riba dan harta haram
Lahir kumpulan orang yang mengkritik hadits Muhammad
Lelaki menyerupai perempuan dan perempuan menyerupai lelaki
Hubungan keluarga pecah belah
Salam cuma diucapkan kepada orang yang dikenali saja
Tingginya pajak
Khamer jadi minuman keseharian
Banyak yang melakukan homoseks dan lesbian
Dicabutnya nikmat waktu, waktu berputar seakan lebih cepat dari biasanya

Tanda-tanda besar sebelum Hari Kiamat
Hilangnya Al-Quran dari mashaf dan hati umat manusia hingga hilang pedoman
Keluarnya Ad-Dabbah yaitu binatang ajaib yang muncul di waktu dhuha sehingga dapat berbicara dengan manusia seraya membawa cincin Sulaiman dan tongkat Musa
Keluarnya Al Masih ad Dajjal yang merusak Kesucian agama Islam
Keluarnya Ya'juj dan Ma'juj ke bumi untuk melakukan pengerusakkan
Munculnya Imam Mahdi untuk membawa kebenaran agama Islam
Turunnya Isa untuk menentang kemungkaran
Hilangnya segala permusuhan dan kebencian di kalangan manusia
Hilangnya bisa dari keseluruhan binatang yang berbisa, binatang buas menjadi sahabat manusia
Keluar kabut di langit memenuhi bumi
Malam berlarutan
Kemarau berkepanjangan

[sunting] Detik Kiamat
Matahari terbit dari sebelah barat dan tenggelam di timur
Kaabah dihancurkan oleh Habsyah (orang Negro) yang bergelar “Dzus Suwaiqatain” (orang yang kedua-dua betisnya kecil)
Tidak ada manusia yang menyebut nama Allah lagi di muka bumi
Seluruh manusia menjadi sesat
Ibu yang menyusui akan meninggalkan anaknya
Gunung-gunung bertebangan
Gempa di mana saja
Laut bergelombang
Planet bertabrakan satu sama lain
Manusia sudah mabuk
Iman di hati hilang
Keluarnya api dari Hijjaz menghalau manusia pada masa itu dari arah selatan Yaman ke utara negeri Syam
Tiupan Sangkalala pertama dibunyikan, semua makhluk mati kecuali yang diizinkan oleh Allah
Tiupan Sangkalala kedua, semua makhluk dihidupkan, dikumpulkan untuk dibalas amalannya

Sabtu, 04 April 2009

salahudin ayubi


Lukisan artistik Shalahuddin
Memerintah
1174 M. – 4 Maret-1193 M.
Dinobatkan
1174 M.
Nama lengkap
Salah al-Din Yusuf Ibn Ayyub
Lahir
1138 M. di Tikrit, Iraq
Meninggal
4 Maret-1193 M. di Damaskus, Syria
Dimakamkan
Masjid Umayyah,
Damaskus, Syria
Pendahulu
Nuruddin Zengi
Pengganti
Al-Aziz
Dinasti
Ayyubiyyah
Ayah
Najmuddin Ayyub
Untuk kegunaan lain dari Salahuddin, lihat
Sultan Salahuddin
Salahuddin Ayyubi atau Saladin atau Salah ad-Din (
Bahasa Arab: صلاح الدين الأيوبي, Kurdi: صلاح الدین ایوبی) (Sho-lah-huud-din al-ay-yu-bi) (c. 1138 - 4 Maret 1193) adalah seorang jendral dan pejuang muslim Kurdi dari Tikrit (daerah utara Irak saat ini). Ia mendirikan Dinasti Ayyubiyah di Mesir, Suriah, sebagian Yaman, Irak, Mekkah Hejaz dan Diyar Bakr. Salahuddin terkenal di dunia Muslim dan Kristen karena kepemimpinan, kekuatan militer, dan sifatnya yang ksatria dan pengampun pada saat ia berperang melawan tentara salib. Sultan Salahuddin Al Ayyubi juga adalah seorang ulama. Beliau memberikan catatan kaki dan berbagai macam penjelasan dalam kitab hadits Abu Dawud

Daftar isi
1 Latar belakang
2 Naik ke kekuasaan
3 Lihat pula
4 Pranala luar
5 Referensi


Latar belakang
Shalahuddin Al-Ayyubi berasal dari bangsa
Kurdi[1] . Ayahnya Najmuddin Ayyub dan pamannya Asaduddin Syirkuh hijrah (migrasi) meninggalkan kampung halamannya dekat Danau Fan dan pindah ke daerah Tikrit (Irak). Shalahuddin lahir di benteng Tikrit, Irak tahun 532 H/1137 M, ketika ayahnya menjadi penguasa Seljuk di Tikrit. Saat itu, baik ayah maupun pamannya mengabdi kepada Imaduddin Zanky, gubernur Seljuk untuk kota Mousul, Irak. Ketika Imaduddin berhasil merebut wilayah Balbek, Lebanon tahun 534 H/1139 M, Najmuddin Ayyub (ayah Shalahuddin) diangkat menjadi gubernur Balbek dan menjadi pembantu dekat Raja Suriah Nuruddin Mahmud. Selama di Balbek inilah, Shalahuddin mengisi masa mudanya dengan menekuni teknik perang, strategi, maupun politik. Setelah itu, Shalahuddin melanjutkan pendidikannya di Damaskus untuk mempelajari teologi Sunni selama sepuluh tahun, dalam lingkungan istana Nuruddin. Pada tahun 1169, Shalahudin diangkat menjadi seorang wazir (konselor).
Di sana, dia mewarisi peranan sulit mempertahankan Mesir melawan penyerbuan dari Kerajaan Latin Jerusalem di bawah pimpinan Amalrik I. Posisi ia awalnya menegangkan. Tidak ada seorangpun menyangka dia bisa bertahan lama di Mesir yang pada saat itu banyak mengalami perubahan pemerintahan di beberapa tahun belakangan oleh karena silsilah panjang anak khalifah mendapat perlawanan dari wazirnya. Sebagai pemimpin dari prajurit asing Syria, dia juga tidak memiliki kontrol dari Prajurit Shiah Mesir, yang dipimpin oleh seseorang yang tidak diketahui atau seorang Khalifah yang lemah bernama Al-Adid. Ketika sang Khalifah meninggal bulan September 1171, Saladin mendapat pengumuman Imam dengan nama Al-Mustadi, kaum Sunni, dan yang paling penting, Abbasid Khalifah di Baghdad, ketika upacara sebelum Shalat Jumat, dan kekuatan kewenangan dengan mudah memecat garis keturunan lama. Sekarang Saladin menguasai Mesir, tapi secara resmi bertindak sebagai wakil dari Nuruddin, yang sesuai dengan adat kebiasaan mengenal Khalifah dari Abbasid. Saladin merevitalisasi perekonomian Mesir, mengorganisir ulang kekuatan militer, dan mengikuti nasihat ayahnya, menghindari konflik apapun dengan Nuruddin, tuannya yang resmi, sesudah dia menjadi pemimpin asli Mesir. Dia menunggu sampai kematian Nuruddin sebelum memulai beberapa tindakan militer yang serius: Pertama melawan wilayah Muslim yang lebih kecil, lalu mengarahkan mereka melawan para prajurit salib.

Timur Tengah (1190 M.). Wilayah kekuasaan Shalahuddin (warna merah); Wilayah yang direbut kembali dari pasukan salib 1187-1189 (warna pink). Warna hijau terang menandakan wilayah pasukan salib yang masih bertahan sampai meninggalnya Shalahuddin
Dengan kematian Nuruddin (1174) dia menerima gelar Sultan di Mesir. Disana dia memproklamasikan kemerdekaan dari kaum Seljuk, dan dia terbukti sebagai penemu dari dinasti Ayyubid dan mengembalikan ajaran Sunni ke Mesir. Dia memperlebar wilayah dia ke sebelah barat di maghreb, dan ketika paman dia pergi ke Nil untuk mendamaikan beberapa pemberontakan dari bekas pendukung Fatimid, dia lalu melanjutkan ke Laut Merah untuk menaklukan Yaman. Dia juga disebut Waliullah yang artinya teman Allah bagi kaum muslim Sunni.
Dari usia belasan tahun Shalahuddin selalu bersama ayahnya di medan pertempuran melawan Tentara Perang Salib atau menumpas para pemberontakan terhadap pemimpinnya Sultan Nuruddin Mahmud. Ketika Nuruddin berhasil merebut kota Damaskus tahun pada tahun 549 H/1154 M maka keduanya ayah dan anak telah menunjukkan loyalitas yang tinggi kepada pemimpinnya.
Dalam tiga pertempuran di Mesir bersama-sama pamannya Asaduddin melawan Tentara Perang Salib dan berhasil mengusirnya dari Mesir pada tahun 559-564 H/ 1164-1168 M. Sejak itu Asaduddin, pamannya diangkat menjadi Perdana Menteri Khilafah Fathimiyah. Setelah pamnnya meninggal, jabatan Perdana Menteri dipercayakan Khalifah kepada Shalahuddin Al-Ayyubi.
Shalahuddin Al-Ayyubi berhasil mematahkan serangan Tentara Salib dan pasukan Romawi Bizantium yang melancarkan Perang Salib kedua terhadap Mesir. Sultan Nuruddin memerintahkan Shalahuddin mengambil kekuasaan dari tangan Khilafah Fathimiyah dan mengembalikan kepada Khilafah Abbasiyah di Baghdad mulai tahun 567 H/1171 M (September). Setelah Khalifah Al-'Adid, khalifah Fathimiyah terakhir meninggal maka kekuasaan sepenuhnya di tangan Shalahuddin Al-Ayyubi.
Sultan Nuruddin meninggal tahun 659 H/1174 M, Damaskus diserahkan kepada puteranya yang masih kecil Sultan Salih Ismail didampingi seorang wali. Dibawah seorang wali terjadi perebutan kekuasaan diantara putera-putera Nuruddin dan wilayah kekuasaan Nurruddin menjadi terpecah-pecah. Shalahuddin Al-Ayyubi pergi ke Damaskus untuk membereskan keadaan, tetapi ia mendapat perlawanan dari pengikut Nuruddin yang tidak menginginkan persatuan. Akhirnya Shalahuddin Al-Ayyubi melawannya dan menyatakan diri sebagai raja untuk wilayah Mesir dan Syam pada tahun 571 H/1176 M dan berhasil memperluas wilayahnya hingga Mousul, Irak bagian utara.

Naik ke kekuasaan
Di kemudian hari Saladin menjadi
wazir pada 1169, dan menerima tugas sulit mempertahankan Mesir dari serangan Raja Latin Yerusalem, khususnya Amalric I. Kedudukannya cukup sulit pada awalnya, sedikit orang yang beranggapan ia akan berada cukup lama di Mesir mengingat sebelumnya telah banyak terjadi pergantian pergantian kekuasaan dalam beberapa tahun terakhir disebabkan bentrok yang terjadi antar anak-anak Kalifah untuk posisi wazir. Sebagai pemimpin dari pasukan asing Suriah, dia juga tidak memiliki kekuasaan atas pasukan Syi'ah Mesir yang masih berada di bawah Khalifah yang lemah, Al-Adid.

Minggu, 08 Maret 2009

tekhnik membuat komik action.hehehehe




saya ada beberapa tekhnik untuk memebuat komik yang bertema action. sesungguhnya komik yang bertema action memang sangat sulit. karena banyak gambar yang beradegan perkelahian, dan hal-hal yang lebih fantasi. terkadang sewaktu saya membuat komik action, saya terlalu terbawa suasana. karena salah satu tips cara untuk mengahasilkan lukisan manga yang bagus hanggaplah bahwa lukisan itu hidup. sehingga karena terbawa suasana lukisan pun menjadi kacau. makanya ketika melukis adagan action haruslah dengan sabar. butlah lekukan, goresan dengan penuh perasaan. kemudian gunakan boneka yang mempunyai engsel banyak sebagai peragaan gerak tokoh yang ingin anda buat. ya kalo tidak punya gunakan imajinasi anda, pelajarilah animasi yang anda lihat di tv. maka imajinasi semakin bertambah. kemudian cobalah.